Selasa, 03 Agustus 2021

Cerita sang Album Kenangan yang Usang

 

Cover Buku

Di keheningan malam ini. Dalam suasana gerimis menahan rindu. Aku terpaku pada sebuah album usang di bawah meja kayu tua. Kudekati dan kusapa album itu, “apa kabarmu?”. Album itu adalah kumpulan foto foto yang telah usang termakan usia. Ya… usang dan tampak tak menarik bagi orang lain. Namun bagiku, album itu adalah album kenangan. Album yang setiap saat dapat membuatku tertawa bahagia, namun juga menangis haru menahan rindu.

Wahai, album kenangan. Covernya telah sobek termakan usia, kubuka lembar demi lembar album tua ini. Helai demi helai melekat tertanda lama tak disapa. Kuperhatikan setiap sudut lembarannya telah berwana hitam, yang mungkin saja mengisyaratkan sebuah kelalaian sang pemilik. Namun, cacatnya album ini tak mengurangi syarat makna dan kebahagiaan yang terkandung di dalamnya. Teruntuk papaku, cinta pertama dan lelaki terhebatku… Dalam sebuah lembaran album, kupandangi sosok sang papa di usia muda, masih terlihat kekar, bersih, dan putih. Kumisnya lebat, senyumnya lebar, rambutnya sedikit panjang. Bajunya bergaya zaman 80 an. Di sudut bawah, meski telah cacat menghitam, masih terlihat jelas tahun diambilnya foto itu, 1986.

Yah, aku sangat mengingat cerita cerita saat papa pertama merantau. Rela berpisah dengan bapak ibunya demi mencari sesuap nasi. Papa berasal dari keluarga pendidik, kakek neneknya pun seorang guru. Namun, menjadi anak sulung dengan 6 adik menjadikan keluarganya serba hidup dalam kesederhanaan. Hanya dapat mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas. Selepas sekolah, akhirnya merantau, meninggalkan tanah kelahiran dan berpisah dari orang tercinta, bapak, ibu serta keenam adik adiknya adalah jalan terbaik untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik.

Papa, aku salut dan bangga dengan perjuanganmu. Keputusan yang tepat, walau berat, menjadikan kehidupan kita seperti sekarang ini. Di usia lima tahun, samar-samar aku teringat pada motor butut merah yang sering kau gunakan sebagai alat tempur untuk menafkahi kami. Motor itu terlihat ramping, tak seperti body motor keluaran terbaru masa kini. Meski sering mogok, sungguh si merah kala itu mengabdi pada tuannya selama lebih dari 10 tahun. Dia menjadi saksi teriknya mentari yang membakar tubuhmu dan derasnya cucuran keringat yang mengalir membasahi sekujur tubuhmu.

Di usiaku yang masih kecil kala itu, aku tak begitu tahu apa yang papa lakukan sedari pagi hingga sore di luar sana. Di saat malam hari menyempatkan waktu sejenak bercanda bersama keluarga kecil dan menemaniku bermain. Kemudian kembali ke meja kerja menulis hingga larut. Bangun lebih awal. Kedua tangannya menjadi kekar mengangkat beban ember berisi air penuh, dari sumur yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah, mengisi bak mandi hingga airnya tumpah karena meluap.

Dan yang kutahu adalah, mainanku banyak, bajuku cantik, sepatuku baru. Sementara, aku pun tak pernah tahu seberapa besar pengorbanan papa, seberapa banyak cucuran keringat yang tertumpah, seberapa pahitnya lika liku pengorbanan untuk memenuhi semua kebutuhanku itu.

Papa, sungguh lelaki terhebatku, aku mencintaimu karena kau cinta pertamaku.

Saat ini usiamu menginjak 62 tahun. Masa purnabakti telah menghampirimu. Ada banyak keluhan yang kau sampaikan kepada kami tentang kesehatanmu. Dan hal yang paling mengiris hatiku saat sebuah penyakit menghampirimu dan mengharuskan suatu tindakan operasi. Betapa engkau yang tak pernah mengeluh sakit sebelumnya, tiba tiba harus berhadapan dengan alat tempur sang dokter bedah. Kala itu, kepanikan menghampiriku, namun dikuatkan oleh sikap tenang sang mama, aku berdoa pada Allah semoga operasi papa berjalan dengan lancar. Dua jam berlalu, alhamdulillah atas izinNya, semua baik baik saja saat itu. Namun, keluhan terjadi lagi pasca operasi, sungguh hati ini semakin teriris mendengar setiap rintihan-rintihan yang terucap dari mulut papa.

Tertegun dalam hati kutatap dalam dalam wajah papa di lembaran ke sepuluh album usang itu, tak sadar air mataku menetes, dadakupun terasa sesak. Aku terisak dalam sebuah malam yang semakin larut. Aku bersandar di dinding untuk menopang badanku. Lalu, kulanjutkan pengembaraanku dengan membuka helai demi helai lembaran album. Kutemukan fotoku masih berbaju seragam merah putih saat sedang tertawa lepas bersama papa di depan si hitam, motor butut kedua yang juga menjadi kendaraan satu satunya saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar. Mungkin foto itu diambil oleh mama ketika kami hendak ke sekolah.

Aku rindu. Rindu saat-saat papa selalu mengantarku ke sekolah setelah meneguk secangkir kopi. Teringat ketika aku selalu marah dan berteriak saat sedang terburu-buru dan papa masih betah berlama-lama di kamar mandi untuk melakukan ritual pagi. Tiba-tiba tertawa mengingat hal itu. Sungguh bahagia bercampur haru. Terima kasih papa yang selalu sabar menghadapiku. Yang setiap hari rela mengantar jemput dari rumah ke sekolah, sekolah ke rumah.

Walau sikap keras kita berdua sering bertabrakan dan tak sejalan, aku A dan kau B, namun tak pernah pudar cinta ini terhadapmu. Sering pula aku menentang pendapatmu dengan suara bernada tinggi, namuN kau tetap menyayangiku. Ya Allah, ampuni aku, maafkan dosaku terhadap kedua orangtuaku.

Teruntuk papaku,

Cukuplah kau berjuang untuk kami. Izinkan aku yang berganti merawat dan berbakti kepadamu di hari tua, hingga dunia memisahkan kita.

Kulanjutkan kembali berkelana menyusuri setiap pengalaman yang indah dan berharga kala itu, sekitar dua hingga puluh tahun silam dalam album kenangan yang telah usam termakan usia. Kutemukan wajah mamaku yang sedang kusut. Aku tersenyum sejenak dalam linangan air mata. Aku ingat betul pernah menanyakan foto ini kepada mama, “ini foto kapan? Kok wajah mama kusam begini?”. Dengan sebuah senyuman yang menyejukkan hati, mama menjawab “foto itu diambil saat-saat mama menjadi pengangguran”.

Ya aku tau, di usia dewasa dan menjadi pengangguran itu bebannya begitu berat. Uang tak ada, ingin meminta tapi malu. Beban itu melekat kemanapun kaki melangkah. Ekspresi wajah pun tak dapat berbohong walau hendak menyembunyikannya dari orang lain.

Layaknya sang papa, mama memutuskan meninggalkan keluarga tercinta, orang tua, kakak, dan adiknya merantau jauh mengarungi lautan untuk memperoleh hidup yang lebih baik. Tak ada sanak saudara, berjalan sendiri ke sana kemari, membawa map berwarna coklat dengan menggenggam sebuah asa dan harapan, “aku harus bekerja”.

Jemariku terus bermain membuka helai demi helai sang album kenangan yang telah usang termakan usia. Mataku semakin sembab hanyut dalam cerita dan memori masa silam. Kulihat lagi foto pernikahan kedua orangtuaku, mama anggun berdiri di samping papa menggunakan pakaian pernikahan adat Jawa berwarna hitam bludru. Kemudian di lembaran selanjutnya, duduk di samping papa dengan perut buncit kira kira sedang mengandung usia 8 atau 9 bulan.

Teruntuk mamaku, wanita terhebatku.

Sungguh berat beban hidupmu, mengandungku sedari bentuk tetesan air mani menjadi segumpal darah. Merawatku sejak kecil hingga aku bisa seperti sekarang. Tak sekedar itu, kaupun membantu papa berjuang mencari nafkah di tanah rantau.

Teringat ceritamu saat berjuang melahirkanku, tak ada sanak saudara, tak ada harta pun uang. Hanya mengandalkan uluran tangan dan beberapa “baju bekas” anak tetangga kala itu untuk membungkusku dari rasa dingin saat pertama kali dunia menyapaku. Sungguh kain bekaspun menjadi sangat berarti ketika kita berada dalam posisi paling bawah. Kisah mereka seakan memberi makna berharga tentang kehidupan ini.

“Janganlah kau bersikap sombong ketika sedang berada di puncak, karena kekayaan hanyalah milih Allah semata. Kapanpun Dia dapat mengambilnya darimu, bahkan saat kau bergelimang harta, dalam sekejap dapat hilang ditelan bumi. Sesungguhnya, dalam posisi tersebut, itu berarti kau diberi kesempatan lebih oleh Allah untuk berbuat kebaikan membantu sesama”.

Di dunia ini harta bukanlah segalanya. Hanya kebaikan yang akan membawa kebahagiaan untuk kita. Aku percaya bahwa orangtuaku adalah orang baik. Walau di rantau, kami tak kekurangan kebahagiaan karena begitu banyak cinta dan kebaikan orang yang datang kepada kami.

Mama,

Kaulah wanita satu satunya yang bisa memotivasiku hingga aku bisa seperti saat ini. Lika liku dan kerasnya kehidupan telah berhasil kau taklukkan bersama papa terhebatku. Aku kuat dan tangguh karena kalian.

Teringat cerita sekolahku yang setiap pagi tak kan pernah dapat meninggalkan rumah ketika belum menyantap sarapan yang buatan mama. Aroma masakan mamalah yang kadang membangunkanku dari tidur panjang. Rutinitas pagi hari yang menyibukkanmu sebagai orangtua juga seorang istri. Kemudian dilanjutkan dengan aktivitas di kantor sebagai abdi negara. Sungguh mulia pengorbananmu.

Teringat beberapa gertakan dengan nada suara yang tinggi ketika menginginkan ini itu namun tak dipenuhi. Meraung-raung tak terkendali. Mengurung diri di kamar sebagai bentuk protes. Namun kau tetap sabar dan bijak menghadapiku.

Buat kedua orangtuaku, mama dan papa…

Terima kasih kepada kalian. Maafkan aku yang begitu banyak dosa terhadap kalian. Begitu banyak salah dan khilaf. Betapa aku anak yang tak tau diri, tak tau berterima kasih. Maafkan aku. Sungguh jika dapat kuputar waktu kembali, aku ingin kembali menjadi seorang bayi suci yang bersih dari dosa dan tak akan kunodahi dengan gertakan, protes, kenakalan, raungan, dan kemarahan kepada kalian.

Malam semakin larut, rasa dingin semakin menusuk, dan matapun semakin sembab. Harus kusudahi bermain dengan memori masa silam bersama cerita sang album kenangan yang telah usang. Segera kuberanjak menunaikan dua rakaat, dan kulanjutkan untuk merajuk kepada sang pemilik kehidupan.

Tuhan, jika boleh aku meminta. Izinkan aku mengukir kebahagiaan di hari tua kedua orangtuaku. Genapkanlah umurku dan kedua orangtuaku hingga aku bisa membalas jasa mereka terhadapku walau tak sebesar kasih sayang mereka.

Tuhan, kutuliskan sebuah surat cinta untuk merayumu dan mengharap belas kasihmu. Kusebutkan segala Asmaulhusnah agar kau terkesima. Kupanjatkan segala doa terbaik agar kau mengijabahnya.

Amin Ya Allah.

PUISI

Cover Buku by Haura Utama Publishing

LESTARI DALAM PERADABAN:

Oleh Widya Rizky Pratiwi

 

Tahukah kita,, suatu keburukan di bumi ini adalah kemalasan

Kemalasan bermuara pada kebodohan

Bodoh…

Bodoh bukan berarti tak berakal

Tak ada manusia yang bodoh, sejatinya

yang terlukis sebagai wujud peradaban individu hanyalah malas

Malas berarti lemah produktivitas

Lalu bodoh?

Bodoh isyarat rendahnya kualitas

Kemalasan dan kebodohan menjadikan bangsa tertinggal jauh

 

Mari kita sejenak berbicara tentang peradaban

Peradaban yang hanya akan kekal dengan menulis

Mengekspresikan ide brilliant,

Mengungkapkan ayat-ayat cinta,

Menyampaikan secerca asa dan impian, 

Menuangkan perasaan yang hancur berkeping-keping,

Dan menorehkan pena kehidupan dalam untaian diksi yang terurai indah menjadi deretan-deretan kalimat yang bermakna.

Menulis adalah evaluasi intelektualitas manusia sepanjang sejarah peradaban

 

Menulislah agar nama kita akan tetap lestari dalam lingkaran metamorfosis kehidupan.

Dan Kita…

Tak lekang oleh bergulirnya waktu …


MENERKAM MIMPI

Oleh: Widya Rizky Pratiwi

 

Jatuh berkali kali

Tersungkur berulang ulang

Berjalan tertatih-tatih

Mengerang bersahut sahutan

Tapi itu dulu….

 

Dalam senyap di keheningan malam

Mataku terpejam, nalarku liar mengembara dalam rimba kehidupan yang fana

Lalu, tertambat sejenak pada pandangan mata yang tak sedap

Seraya menghardikku

“Wahai kawan, apa yang membuatmu berlarut dalam kesusahan

Bangkitlah, bangkitlah…

Tiada guna kau bermuram durja

Tiada manfaat kau berkeluh kesah

Meratapi masa lalu yang kelam”

 

Ya benar…

Teruntuk sukmaku…

Kini..

aku buas,, karena dahulu yang suram

Gairahku tersulut, geloraku terpacu

Bangkit, berdiri, menegakkan kepala

Membebaskan diri dari pasung kehidupan yang silam

Menerkam mimpi

 

 

 

 

 

Eksistensi Rumah Produktif Indonesia English School dalam pusaran Covid 19

Cover Buku
 

Mempertahankan Produktivitas Diri di tengah Kebijakan Bekerja dan Belajar dari Rumah

Kekhawatiran akan kedekatan dan kontak dengan masyarakat karena takut tertular COVID 19, membuat kebijakan pemerintah terkait social distancing, menjadi langkah yang paling tepat dilakukan. Namun, tentunya hal ini harus didukung oleh sikap positif masyarakat dalam mematuhi protokol yang telah ditetapkan seperti peningkatan kesadaran dan kedisiplinan. Untuk melawan virus corona ini diperlukan peran serta masyarakat untuk hidup sehat dan taat pada peraturan pihak berwenang.

Berdamai dengan COVID-19 tidak berarti menyerah. Namun, kita diharapkan dapat mempertahankan produktivitas sekaligus aman dari COVID-19. Masyarakat harus terus menerapkan gaya hidup modis dengan pola pikir, sikap, dan pengalaman baru. Kita selalu diinstruksikan untuk menjaga kebersihan diri, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menghindari keramaian, dan tidak bepergian untuk keperluan yang tidak mendesak.

Di tengah kebijakan jarak fisik, tidak dapat dipungkiri bahwa tinggal di rumah selama beberapa bulan tidaklah mudah, dan ini merupakan fenomena yang menantang. Di era milenial, di tengah aktivitas manusia yang padat dan beragam, tinggal di rumah dan kurang bergerak, dengan komunikasi sosial yang sempit di awal-awal pandemi tentunya sangat berdampak pada kesehatan emosional dan fisik. Selain itu, menyesuaikan diri dengan siklus hidup yang baru dan tidak normal dapat membahayakan kesejahteraan psikologis. Akibatnya, sebagian orang mengalami culture shock.

Namun demikian, menurut saya, kebosanan ini sebenarnya dapat dikelola oleh individu masing-masing dengan melakukan hal-hal yang produktif, menyenangkan, dan positif. Menjadi produktif dapat membantu menghindari aktivitas monoton, meningkatkan kepribadian dan keterampilan khusus, serta menghibur diri sendiri. Tak dapat dipungkiri, memanfaatkan koneksi internet dan sosial media sangatlah membantu kita untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi sehubungan dengan krisis covid 19 ini. Contohnya saja, social distancing dapat digunakan untuk berbisnis dan menjual produk secara online. Cara ini tentunya lebih produktif, hemat waktu dan tenaga dibandingkan berjualan offline. Setiap orang juga dapat berbagi ide dan bertukar informasi dalam komunitas dan jejaring virtual melalui komunikasi media sosial. Melakukan pertemuan, diskusi, kerja kelompok, koordinasi, bernyanyi bersama teman secara online adalah kegiatan yang menyenangkan.

Seseorang dapat mengetahui aktivitas yang telah dilakukan dan pekerjaan yang telah dihasilkan selama tinggal di rumah. Secara tidak langsung hal ini menimbulkan motivasi dan dorongan kepada orang lain untuk melakukan hal-hal produktif sesuai hobinya masing-masing. Selain itu cara ini juga dapat mengobati kerinduan untuk beraktivitas bersama teman-teman yang sering dilakukan sebelum pandemi COVID 19. Beberapa aplikasi digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas online seperti WhatsApp, Facebook, Google Meet, Zoom, Google Classroom, dll. Orang dapat melakukan panggilan suara, chat / pesan teks, dan panggilan konferensi audio / video dari aplikasi ini.


Keberadaan Sekolah Bahasa Inggris Rumah Produktif Indonesia

Rumah Produktif Indonesia English School (RPI-ES) adalah sekolah yang berdiri sejak krisis pandemi COVID 19 yang melanda dunia. Sekolah Bahasa Inggris berbasis grup WhatsApp ini adalah sekolah di bawah payung Rumah Produktif Indonesia (RPI).

RPI dirintis oleh Yanuardi Syukur, pria produktif asal Tobelo, Maluku Utara, Indonesia Timur. Dia adalah seorang dosen dan penulis. Ia kemudian dipercaya menjadi presiden pertama organisasi ini. Rumah Produktif Indonesia juga merupakan organisasi berbasis WhatsApp yang dibentuk untuk mempertemukan masyarakat Indonesia yang produktif. Dengan berdirinya organisasi ini, para anggota diharapkan dapat saling memotivasi dan menyemangati untuk tetap berpikiran positif, melakukan sesuatu yang bermanfaat, menghasilkan karya yang fantastis, dan tidak membuat frustasi selama pandemi COVID 19 dan arahan social distancing. Pada 18 Maret 2020, RPI ditetapkan, sebulan setelah COVID 19 pertama di Indonesia diumumkan.

Di awal April 2021, Bapak Yanuardi, yang juga merupakan mentor dan motivator saya menuntaskan sebuah buku dalam program “satu bulan satu naskah”, kemudian mengajak saya untuk bergabung dalam RPI ini. Dan hanya dalam sebulan pertama, RPI telah berkembang pesat menjangkau seluruh tanah air. Hal ini tentunya menjadi momen yang baik untuk menambah jaringan dan mengembangkan networking, meski dari rumah. Dan pada kenyataannya, saya tak pernah sama sekalipun bertemu dengan sang presiden dan para anggota RPI lainnya yang berasal dari seluruh tanah air dalam dunia nyata. Namun meski demikian, kami tetap berkolaborasi dan bersinergi dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan s ecara virtual seperti webinar, workshop, rapat pengurus, dan lain sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, selain menaungi Sekolah Bahasa Inggris (RPI English School), RPI juga memiliki banyak sekolah dan divisi, seperti Sekolah Cina, Sekolah Korea, Sekolah Arab, Islamic Center, Sekolah Media Kreatif, Sekolah Mandarin, Sekolah Parenting, Sekolah Riset dan Penulisan, dll. Seorang direktur memimpin sekolah dan divisi ini. Pendirian sekolah dan divisi tersebut pada awalnya untuk memetakan kepentingan anggota yang memiliki latar belakang beragam.

Rumah Produktif Indonesia English School sendiri didirikan pada tanggal 2 Mei 2020 di bawah komando sang Direktur, Maghdalena. Tidak ada persyaratan khusus untuk bisa menjadi peserta di grup tersebut. Anggota yang bergabung dengan sekolah ini adalah mereka yang memiliki minat untuk belajar bahasa Inggris. Para anggota belajar secara gratis.

Tidak ada guru dan siswa di Sekolah Bahasa Inggris berbasis grup WhatsApp ini. Semua anggotanya adalah pelajar yang ingin belajar bersama untuk meningkatkan produktivitas diri. Oleh karena itu, direktur memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengontrol dan mengelola sekolah. Dalam menjaga stabilitas grup, direktur dibantu oleh Deputy of Direktur (Wakil Direktur) yang kebetulan jabatan tersebut diamanahkan kepada saya.

Selain kedua penanggungjawab ini, RPI ES juga memiliki memiliki board of expert atau dewan ahli Pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing  yang berkontribusi dalam memberikan sumbangsih ide tentang desain program, pengembangan kurikulum, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan inovasi untuk meningkatkan kualitas sekolah. Beberapa admin grup juga ditunjuk untuk membantu mengontrol kelancaran pendistribusian materi dan diskusi dalam grup, yang mana para penanggungjawab secara bergiliran mengarahkan dan memandu proses pembelajaran dan mengevaluasi tugas anggota jika diperlukan.


Proses Pembelajaran di Rumah Produktif Indonesia English School

Rumah Produktif Indonesia English School merupakan inovasi pembelajaran Bahasa Inggris berbasis aplikasi baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi. Uniknya, sekolah bahasa Inggris berbasis grup WhatsApp tidak ada kaitannya dengan kurikulum sekolah formal. Grup ini dibentuk atas dasar kesadaran dan inisiasi diri orang-orang produktif Indonesia. Kehadiran kelompok ini memberi ruang dan kesempatan bagi warga untuk meningkatkan potensinya dengan bergabung dan belajar bersama untuk tujuan tertentu.

Seperti yang telah saya uraikan sebelumnya, RPI-ES memiliki aturan, jadwal studi, dan kurikulum yang disusun oleh pengurus kelompok dengan melibatkan dewan ahli dalam pengajaran bahasa Inggris. Meskipun sekolah Bahasa Inggris berbasis grup Whatsapp ini bersifat informal, peraturan kelompok dan jadwal belajar diatur seperti sekolah formal. Ini bertujuan untuk mendisiplinkan anggota kelompok dan memperjelas arah pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Perbedaannya, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah cenderung membebani siswa dengan keharusan untuk lulus mata pelajaran wajib ini. Sebaliknya, pelajar yang belajar bahasa Inggris di RPI ES didasarkan pada keinginan dan kesadarannya, dan mereka tampak lebih nyaman. Peserta yang melanggar peraturan atau tidak mengikuti jadwal belajar pada waktu tertentu tidak akan dikenakan sanksi seperti di sekolah umum. Pembentukan grup ini untuk memfasilitasi masyarakat Indonesia yang ingin meningkatkan produktivitas dirinya, khususnya dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, anggota yang tidak mematuhi aturan kelompok akan berdampak pada dirinya sendiri.

Ada beberapa peraturan di RPI ES. Pertama, anggota diharapkan menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam kelompok baik dalam program pembelajaran maupun obrolan sehari-hari. Kedua, Bahasa Indonesia diperbolehkan ketika menemukan kendala dalam mengungkapkan sesuatu berbahasa Inggris, namun kami harus menggunakan tanda petik pada kata / kalimat berbahasa Indonesia tersebut. Ketiga, semua anggota dapat berbagi pengetahuan dan informasi positif apa pun dalam grup, seperti artikel, idiom, lelucon, tetapi tidak mengandung konten pornografi atau berbahaya lainnya. Keempat, setiap anggota kelompok memiliki kebebasan untuk menanggapi setiap informasi yang dibagikan. Respon tersebut bisa berupa pemberian pertanyaan, mengumpulkan tugas, atau memberi nasehat. Kelima, peserta harus menyebarkan sikap positif, produktif, dan saling mendukung antar sesama anggota kelompok. Keenam, anggota kelompok tidak diperbolehkan untuk merendahkan anggota lain yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lebih rendah. Ketujuh, anggota kelompok harus berkomitmen untuk mematuhi semua aturan dan mencoba berpartisipasi dalam obrolan harian dan kegiatan pembelajaran terjadwal. Kedelapan, jika anggota tidak dapat berpartisipasi dalam pembelajaran pada waktu tertentu, disarankan kepada kami untuk dapat mengumpulkan tugas keesokan harinya.


Jenis Kegiatan Pembelajaran di RPI-ES

Aktivitas dalam grup Sekolah Bahasa Inggris berbasis WhatsApp ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu aktivitas terfokus dan aktivitas bebas. Kegiatan terfokus adalah pembahasan materi pembelajaran tertentu pada waktu yang dijadwalkan. Bahan ajar dibagi menjadi empat macam; menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan. Tujuannya untuk meningkatkan keempat keterampilan bahasa Inggris tersebut. Kegiatan ini dipandu dan diarahkan oleh seorang Person in Charge (PIC) yang telah diberi amanah bergiliran. PIC biasanya adalah mereka yang menjadi administrator harian RPI-ES dan beberapa dewan pakar. Selain itu, beberapa anggota kelompok lainnya dijadwalkan untuk memandu proses pembelajaran secara sukarela. PIC tidak berarti mereka lebih mahir berbahasa Inggris. Karena itu, mereka tidak mengajar. Mereka hanya memandu alur pembelajaran agar lebih terarah. Mereka juga memotivasi peserta yang kurang aktif untuk tidak khawatir membuat kesalahan tata bahasa dan dapat meggunakan bahasa Indonesia dengan mengacu pada peraturan RPI ES point 2 dengan menggunakan tanda petik. Kami juga didorong untuk lebih terlibat dan berpartisipasi dalam mengungkapkan pendapat dan mengumpulkan tugas.

Kegiatan bebas adalah obrolan sehari-hari dengan berbagai topik. Peserta bisa saling menyapa dengan mengucapkan "halo" atau "selamat pagi". Anggota lama juga kerap menyapa anggota baru dengan mengucapkan "selamat datang" atau "selamat menikmati suasana grup", dilanjutkan dengan pertanyaan seputar identitas sehari-hari selama pandemi covid 19 dan kami kadang membuat janji bertemu setelah COVID 19 lenyap. Beberapa dari anggota grup menjadi lebih dekat, dan kami melanjutkan pembicaraan dalam obrolan pribadi. Seperti hubungan kakak adik yang tiba-tiba terjalin antara saya dengan Sang Direktur, Maghdalena yang kerap saya panggil dengan sapaan manja Kak Ilen.

Dalam grup WA ini, kami terkadang mendiskusikan trending topik yang diselingi dengan lelucon untuk menciptakan suasana yang rileks, nyaman, dan fleksibel. Hal ini dimaksudkan untuk mengubah pola pikir masyarakat Indonesia yang menganggap bahasa Inggris rumit, membebani, dan membosankan.


Manfaat Bergabung di Rumah Produktif Indonesia English School

            Sebagaimana survei kecil-kecilan yang telah dilakukan oleh admin grup mengenai motivasi yang mendasari para anggota untuk bergabung dalam Rumah Produktif Indonesia English School ini bervariasi. Begitupun dengan saya. Ada banyak manfaat yang saya peroleh, baik yang berhubungan langsung dengan peningkatan keterampilan Bahasa Inggris maupun manfaat lainnya, seperti mendapatkan banyak relasi baik dari dalam maupun luar negeri sehingga memperluas jaringan pertemanan, mendapatkan ilmu dan pengalaman baru dari hasil sharing dengan sesama anggota grup, dan tentunya kami dapat berbagi ilmu dan nilai-nilai positif sehingga dapat saling memotivasi untuk bangkit dan tetap berproduktif di tengah pusaran covid 19 yang mengguncang dunia. Ketiga manfaat ini persis dengan motto Rumah Produktif Indonesia yaitu belajar, berkawan, dan bergembira. 

Widyasatya Learning Centrum

Deskripsi Umum


Widyasatya Learning Centrum adalah pusat kegiatan belajar yang didirikan oleh Dr. Widya Rizky Pratiwi, S.Pd., MM dalam naungan Yayasan Bunda Kartini (YBK Tangerang) melalui akta notaris Euis hartati, SH. No. 02/ 04 April 2012, Depkumham AHU-2925-AH.01-04 tahun 2012.


Sesuai dengan Slogan “Prepare your best today, reach your dream tomorrow”, WLC berkomitmen membantu mempersiapkan generasi milenial untuk meraih cita-cita khususnya dalam penguasaan Bahasa Inggris. Dengan tenaga pengajar yang ahli dan professional, WLC menawarkan Superior Integrative Program (SIP) dengan berbagai metode pengajaran yang menyenangkan dan juga ditunjang oleh fasilitas lainnya seperti wifi, music, dan support English area melalui Course Class (CC), Tutorial Additional Time (TAT), dan Home-Private Learning Tutorial (HPLT).


Selain program reguler, WLC memfasilitasi kegiatan English Meeting, English Camp, Spending Night, English Competition, dll yang dapat diikuti oleh seluruh member CC, TAT, dan HPLT sebagai ajang refreshing, mengembangkan potensi diri, dan silaturahmi untuk memperluas networking

 

What you get:

Expert and professional tutor

Tenaga pengajar/ tutor di Lembaga ka adalah lulusan S1, S2, S3 dalam dan luar negeri yang tidak diragukan lagi keahlian dan keprofesionalannya. Pengalaman belajar dan mengajar bertahun tahun membuat tutor kami sangat memahami kondisi siswa dan suasana lingkungan belajar sekitar.

Centrum Learning Strategi

Metode belajar yang diterapkan menekankan kepada Centrum (Community, Emotional, Neuroccognitive and teaching, Replacement and Utilization, dan Metacognitive). Siswa akan diarahkan untuk menerapkan dan mengintegrasikan kelima strategi belajar ini untuk menjadi pembelajar yang sukses.

Integrated Superior Program (Program Unggulan Terintegrasi)          

Lembaga kami menyediakan banyak program unggulan. Level yang ditawarkan dimulai dari dasar hingga mendekati tingkat mahir yang akan diajarkan secara terintegrasi setiap programnya. Ini membuka kesempatan untuk siswa belajar secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan ketertarikan.

Support English Area

Di lingkungan belajar, kalian akan terbiasa dan belajar untuk mendengar tutor berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Dengan begitu, para siswa akan termotivasi untuk praktik berbicara. Ini merupakan cara terbaik untuk menjadi pembelajar yang sukses. Practice makes perfect.

Fun and fresh Learning Process

Proses belajar tidak hanya dilakukan di dalam ruang kelas, namun juga di lingkungan terbuka agar materi dapat dengan mudah diserap.  Materi dikemas semenarik mungkin dengan variasi metode pengajaran seperti bernyanyi, role play, games, project-based learning, experiential learning, team work, discussion, debate, presentation, speech, interview, dan lain lain.

Free Wi-fi

Selain mengerjakan tugas kursus, siswa juga dapat sekaligus menyelesaikan tugas sekolah dengan memanfaatkan wi-fi yang disediakan. Sehingga waktu yang ada tidak terbuang percuma.

Networking

Belajar bersama teman dan tutor akan membuka kesempatan untuk menambah jaringan pertemanan, kekeluargaan, persahabatan sehingga membuka peluang peluang lainnya seperti beasiswa studi lanjut, pekerjaan, dan informasi  lainnya.

Scholarship

WLC memiliki jaringan dengan donator/ lembaga penyedia beasiswa baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, kami memfasilitasi konsultasi terkait dokumen beasiswa yang diperlukan untuk mendaftar beasiswa dan perguruan tinggi tujuan.


Widyasatya Learning Centrum 
Prepare your best today, reach your dream tomorrow



Dr. Widya Rizky Pratiwi, S.Pd., MM


Widya Rizky Pratiwi merupakan ketua Yayasan Pendidikan Bunda Kartini yang juga berprofesi sebagai seorang dosen dan praktisi Pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi. Beliau mendirikan lembaga Widyasatya Learning Centrum dan sebagai Ketua Yayasan Bunda Kartini. Perempuan kelahiran 1988 ini menamatkan studi doktoralnya di Universitas Negeri Makassar, program study pendidikan Bahasa Inggris melalui program Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) tahun 2016-2021. Widya juga penerima beasiswa PKPI (Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah)/ Sandwich Like Program tahun 2019 di The University of Newcastle (UON), Australia melalui pendanaan Dikti dan juga mendapat pendanaan dari LPDP untuk menghadiri Konfrensi internasional di The University of Macau, China.


Ketertarikannya pada dunia literasi memotivasinya terlibat dalam dunia kepenulisan dan telah menghasilkan beberapa buku solo dan antologi. Selain menjadi akademisi, Dr Widya juga aktif berorganisasi dan berkecimpung dalam berbagai macam kegiatan sosial. 


Menjadi founder Bulukumba English Meeting Club (BEMC) tahun 2012, sampai saat ini ia pun masih diamanahkan sebagai presiden. Selain itu, sekretaris Dewan pengurus Pusat Bidang Bahasa di Rumah Produktif Indonesia (RPI) yang sebelumnya menjabat sebagai Deputy Direktor Rumah Produktif Indonesia English School (RPI-ES). Ia pun terlibat pada banyak kegiatan kelembagaan yang berkecimpung di bidang klub meeting bahasa Inggris seperti English Conversation Circle, Creative English Club, Zone English Study -Team 30, dan lain-lain. 



Administrator

Selain dikelola oleh author, website ini juga dikelolah oleh beberapa tim administrator, diantaranya: