Sayangnya, mengingat kedudukannya sebagai bahasa asing di negara kita, Bahasa Inggris masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian besar pembelajar. Ini sangat wajar karena sangat jarang dijumpai masyarakat yang berkomunikasi menggunakan bahasa asing ini, khususnya di lingkungan masyarakat yang belum begitu paham akan pentingnya Bahasa Inggris. sehingga bagi sebagian pembelajar, mengembangkan skill ini terasah sangat sulit karena tidak ada media untuk berpraktik.
Memegang mata kuliah Bahasa Inggris komunikasi di Politeknik Negeri Media Kreatif, khususnya pada jurusan penerbitan adalah sebuah amanah dan tanggungjawab besar. Sesuai dengan misi perguruan tinggi yaitu membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, terampil, dan kompetitif di bidang industri kreatif, maka mengajarkan keterampilan berbahasa Inggris tidaklah hanya sekedar memberikan teori semata karena sejatinya mereka akan dapat menemukan semua teori tersebut dari segala sumber jika mereka memiliki motivasi yang terjaga dan strategi yang terarah.
Olehnya, penting bagi saya untuk terus menstimulasi motivasi mahasiswa, khususnya bagi mereka yang bukan dari background jurusan Bahasa Inggris, untuk menimbulkan semangat meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris mereka yang dapat dikaitkan dengan bidang mereka yaitu “penerbitan. Sehingga saya memikirkan sebuah strategi bagaimana kedua keterampilan ini dapat dipadupadankan dan diselaraskan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Salah satu usaha yang saya lakukan adalah mendukung penuh pendidikan vokasi kepada mahasiswa agar dapat menghasilkan sebuah produk di bidang industri kreatif yang berbasis pada penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas. Sehingga, selain memberikan manfaat kepada orang lain, para lulusan Polimedia berbekal keterampilan yang mumpuni dan siap berkompetisi secara global dalam dunia kerja.
Dan hal lain yang sangat penting bagi saya ketika diberi amanah memegang mata kuliah adalah membangun rapport atau hubungan baik dengan mahasiswa agar mereka tidak canggung dan lebih terbuka kepada dosennya. Sebab dosen, bagi saya, adalah bukan hanya semata-mata penyedia informasi dan pendistribusi materi pembelajaran melainkan sebagai partner belajar mahasiswa. Saya tidak ingin menimbulkan kesan “galak dan jaim” di mata mahasiswa. Justru sebaliknya, tugas saya sebagai dosen adalah bagaimana menciptakan suasana nyaman dan mereka “mencintai” saya sehingga secara sendirinya mereka akan tertarik dan bersahabat dengan mata kuliah yang saya ampuh.
Teringat ketika mengawali perjumpaan dengan mahasiswa kelas penerbitan pada tanggal 18 Januari 2021 melalui zoom, saya menyuruh mereka mengutarakan perkenalan singkat dan sedikit menggali informasi mengenai hobi dan cita-cita. Maksud utama daripada perkenalan singkat adalah untuk melakukan need analysis tentang apa yang dibutuhkan, diminati, dan capaian pembelajaran yang diharapakan setelah berhasil melewati satu semester proses belajar mengajar.
Menariknya, sebagian besar mahasiswa ini bercita cita menjadi seorang penulis, selebihnya mereka ingin menjadi editor, dan penerbit. Sayangnya, dibalik ambisi besar mereka untuk menjadi seorang penulis terkenal, tak satupun yang pernah menerbitkan buku solo, bahkan buku antologi. Oleh karena itu, saya menantang mereka untuk menulis pengalaman belajar Bahasa Inggris mereka sejak kecil hingga sekarang, yang diawali dengan pandangan mereka tentang Bahasa Inggris, dan diakhiri dengan metode belajar Bahasa Inggris sekitar 10 halaman. Mereka dapat meracik kata kata terkait pengalaman dan fantasi belajar yang mereka alami sendiri dengan mengaitkan sumber-sumber referensi dari internet. Tujuannya adalah agar mereka membaca dan menjadi tahu seberapa pentingnya Bahasa Inggris untuk mendukung karir mereka. Sehingga apa yang mereka ketahui dapat mereka sebarluaskan ke masyarakat umum melalui tulisan mereka. Sehingga merekapun belajar dan berproses untuk menjadi seorang penulis buku.
Karena mereka pemula, butuh ekstra usaha untuk memotivasi mahasiswa mulai menulis dengan sedikit membubuhi pemahaman tentang teknik kepenulisan. Yang awalnya mereka merasa tidak mampu, namun pada akhirnya mereka berhasil menciptakan tulisan dari buah pemikiran mereka sendiri.
Setelah tulisan mereka selesai, saya menghabiskan banyak waktu untuk membaca satu persatu tulisan mereka secara detail. Alhasil terjadi proses revisi dan pembimbingan beberapa kali hingga mencapai final karena saya masih menemukan banyak kesalahan pada tanda baca, penggunaan kata baku, penyusunan kata-kata dalam kalimat maupun kerancuan kalimat dalam paragraf. Akan tetapi, ada beberapa mahasiswa yang telah terlihat berpotensi dan berbakat menulis.
Olehnya, ucapan terimakasih yan tak terhingga kepada direktur Polimedia Bpk Dr. Purnomo Ananto, MM., kepada Bpk. H. Suardi, S. Sos., M. Si sebagai ketua PSDKU Makassar, Bpk Abdul Rachman Djamaluddin, M.M selaku kaprodi penerbitan, serta seluruh bapak ibu dosen dan staff Polimedia.
Akhir kata saya mengucapkan selamat kepada mahasiswa penerbitan atas lahirnya bunga rampai ini. Inilah luaran yang kami persembahkan kepada perguruan tinggi tercinta Politeknik Negeri Media Kreatif, sebagai produk dari mata kuliah Bahasa Inggris komunikasi.
“Tak ada gading yang tak retak”, sesungguhnya masih terdapat banyak kekurangan dalam buku antologi ini. Namun saya sangat mengapresiasi karya pertama mereka dan kami senantiasa mengharap bimbingan dan arahan untuk menghasilkan produk yang lebih bermutu ke depannya.
Man Jadda Wajada
Where there is a will there is a way
Dimana ada kemauan, dan disitu ada jalan
Maka siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatakan hasil.
Komentar
Posting Komentar